Sabtu, 31 Desember 2016

beda tahun beda cara

tahun baru telah lewat empat hari lalu namun masih terasa semaraknya ketika penjual jagung bakar masih sigapnya membakar jagungnya dan anak muda masih bisa jalan - jalan ,maklum bertepatan musim libur sekolah itulah hal-hal yang terjadi disaat pergantian tahun baru masehi.namun ada yang aneh dengan perayaan tahun baru hijriyah,terasa sepi banget ,beda banget dengan tahun baru masehi,tak ada hingar binar sama sekali
tak terasa kita mulai terpengaruh dengan budaya jahiliah dengan model baru,bagaimana tidak,kita selalu meniupkan terompet,klakson,dan kembang api,padahal semuanya adalah alat prosesi agama lain.
terompet dari kaum yahudi
klakson seperti lonceng kaum nasrani
kembang api dari kaum majusi
kita selalu memakai semuanya saat merayakan tahun baru,tampa kita sadari kita telah masuk kedalam ritual mereka,kalau saat pergantian tahun baru hijriyah jarang yang merayakannya  kalau ada yang berdoa di akhir dan awal tahun baru saja sudah untung
marila kita bermuhasabah bersama ,semoga apa yang kita lakukan tidak keluar jalur dari koridor islam
amin

Kamis, 22 Desember 2016

thank 4 U, Ibu

tak terasa kita akan kembali bertemu dengan tanggal 22 desember ,hari dimana semua orang akan mengucapkan ''selamat hari Ibu''kepada para ibu di indonesia. tak terkecuali saya sendiri,namun apakah kita hanya merayakannya pada tanggal 22 desember saja?,tidak,karena hari ibu hanyalah simbol,momen,atau peringatan saja .Sesungguhnya kita wajib berbakti kapan saja kepada kedua orang tua kita terutama ibu yang telah merawat kita sejak kita dalam kandungan .mungkin hadist -hadist ini bisa memberi sedikit pengetahuan tentang pentingnya berbakti pada orang tua:
  • dan murka Allah pun terletak pada murka kedua orang tua. (HR. Al Hakim) 
  • Jangan mengabaikan (membenci dan menjauhi) orang tuamu (HR. Muslim)
  • Apabila seorang meninggalkan do'a bagi kedua orang tuanya maka akan terputus rezekinya. (HR. Ad-Dailami) 
  • Orang tua: "Mereka adalah (yang menyebabkan) surgamu atau nerakamu." (HR. Ibnu Majah) 
puisi ini kuberikan kepada para ibu,terutama ibuku.

maafkan anakmu ini selama ini 
selama ini mungkin aku tak bisa memberikan sesuatu yang bisa membuatmu bangga 
namun,aku mohon  kepadamu doa restumu yang tak hentinya kau panjatkan kepada kami semua 
yang kau berikan  tulis ikhlas tanpa pamrih ,lelah ,dan bosannya kepada kami 
walaupun terkadang aku selalu melawan kepadamu ,namun tak bosannya engkau tetap menyanyangiku
kesabaran keihlasan,dan pengorbananmu takkan kulupakan dalam hidupku ini 
terima kasih ibu 
engkau telah mencintaiku,dan kami semua 
aku tak bisa mengungkapkannya dengan kata - kata yang indah
mungkin hanya sepenggal kalimat yang singkat ini yang bisa kusampaikan 
''terima kasih Ibu''