Selasa, 10 Mei 2016

Review buku , kyai kocak vs liberal

Tak dapat dipungkiri lagi , saat ini banyak sekali pemahaman yang bermunculan ditengah masyarakat, mulai dari yang mampu mencerahkan hingga yang mencemarkan. Untuk pemahaman yang terakhir ini, saat ini telah banyak generasi muda yang  mulai terpengaruh oleh pemikiran sekuler dan liberal yang jauh dari sumber ajaran islam, yaitu Al quran dan hadits.

Menyebarnya pemahaman ini terjadi karena minimnya bimbingan yang diberikan pada parinia generasi muda baik dari keluarga maupun lingkungan hidupnya serta banyaknya media yang ikut serta dalam menyebarkan pemahaman ini, baik dari media cetak, elektronik, maupun media sosial. Saya bahkan pernah mendapati teman satu sekolah saya dulu yang kini sedang menempuh pendidikannya disalah satu perguruan tinggi disurabaya juga ikut terpengaruh pemahaman ini.

Dasar dari pemikiran mereka adalah nalar mereka, mereka menjadikan logika sebagai sumber hukum tanpa menggunakan dalil dari Al quran dan hadits yang utuh, jikalau menggunakan Al quran dan hadits pun mereka akan ''memainkan''  dalil tersebut sesuai keinginan mereka.

Untuk menghadapi pemikiran mereka, kita perlu melawan pemikiran mereka dengan membalikkan logika mereka yang ''nyeleneh'' itu walau mereka pasti akan mengelak dengan cara yang justru tidak logis. Mungkin itu yang juga dialami oleh kyai adung, salah satu karakter karangan abdul mutaqin dalam bukunya, rehat bareng kyai kocak, kyai kocak vs liberal.

Dalam buku ini menceritakan kyai adung yang bertemu dengan para ''korban'' pemahaman ini yang mencoba mempengaruhi orang-orang sekitar didesanya, meski kyai adung adalah orang desa yang jarang mengetahui perkembangan global dengan pasti namun beliau tahu betul bagaimana cara melawan pemahaman yang salah itu dengan cara yang santai dan jahil yang ''gak ketulungan'' dalam mengingatkan para ''korban'' tersebut.

Buku ini bisa dijadikan bahan reverensi dalam membentengi keluarga kita dari pengaruh pemahaman ini dengan cara yang mudah dipahami oleh semua orang serta bisa dijadikan  sarana belajar kita dalam  mengajak saudara kita yang sedang tersesat jalannya menuju jalan yang lurus.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar